November 15, 2010
Berpikir Positif baik untuk kesehatan
Berpikir Positif Ketika seseorang berpikir pikiran negatif dan mencoba untuk menyingkirkan itu, orang itu berpikir positif.. Beberapa orang telah melakukan serangkaian percobaan panjang yang menunjukkan kesia-siaan, dan bahaya sebenarnya berusaha untuk menyingkirkan pikiran.
Dalam beberapa percobaan, beberapa orang telah berkata, “Cobalah untuk tidak berpikir tentang tikus putih.”.
Subjekkemudian diminta untuk mengatakan dengan suara keras semua yang muncul dalam pikiran. Tentu saja, pikiran tikus putih akan muncul cukup sedikit.
Berusaha untuk tidak memikirkan tikus putih menghasilkan pikiran tikus putih antara enam dan lima belas kali dalam jangka waktu lima menit.
Mencoba untuk tidak memikirkan pikiran negatif akan menghasilkan pemikiran lebih negatif.
Berpikir seperti bernapas,tak peduli malam atau siang dan Anda tidak dapat menghentikannya.
Tetapi Anda dapat mengubahnya.
Anda dapat bernapas perlahan dan dalam atau cepat.
Anda dapat bernapas dengan cara apapun yang Anda inginkan.
Tapi Anda tidak bisa berhenti.
Hal yang sama juga berlaku tentang berpikir.
Anda dapat mengatakan sesuatu yang bodoh atau menekan untuk diri Anda sendiri
Anda dapat mengatakan sesuatu yang cerdas atau inspirasi untuk diri Anda sendiri
tetapi Anda tidak dapat berhenti berpikir sama sekali.
Jadi, ketika Anda menemukan diri Anda menyukai isi pikiran Anda, daripada berusaha untuk menghentikan diri dari memikirkan sebuah pikiran, cobalah untuk mengarahkan pikiran Anda.
Dan cara untuk mengarahkan pikiran Anda adalah dengan bertanya kepada diri sendiri.
Dengan Sebuah pertanyaan pikiran Anda akan mendapat arah yang baru tanpa menekan apa yang sudah Anda pikirkan.
Tanyakan pada diri Anda pertanyaan.
Tentu saja, jenis pertanyaan yang Anda buat akan membuat perbedaan besar.
Jika Anda bertanya “Mengapa hal ini terjadi pada saya?” jawaban Anda tidak akan membantu Anda pun.
Idenya adalah untuk mengarahkan pikiran Anda dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menaruh perhatian pada hal-hal praktis, pada prestasi, di masa depan.
Jika Anda menemukan diri Anda mengkhawatirkan, misalnya, tanyakan pada diri sendiri sesuatu seperti ini:
“Bagaimana saya dapat membuat diriku lebih kuat dan lebih mampu menghadapi ini?” Atau “Apakah sekarang saya sibuk bekerja hingga saya lupa pada semua tentang kekhawatiran saya?Dan jika tidak, ada beberapa rencana yang dapat saya lakukan sekarang yang akan menyelamatkan waktu saya nanti?”
Atau bahkan sekadar “Apa tujuan saya”
Bila Anda menemukan diri Anda berpikir negatif tentang sesuatu yang “buruk” yang terjadi, tanyakan pada diri sendiri “Apa yang baik tentang ini?” Atau
“Bagaimana saya dapat mengubah ini untuk keuntungan saya?” Atau
“Apa yang telah saya asumsikan bahwa saya bisa berdebat?”
Tanyakan pertanyaan yang bagus. Ketika Anda memutuskan pada sebuah pertanyaan untuk bertanya kepada diri sendiri, bertanya dan terus bertanya. Merenungkan itu.. Bertanya-tanya tentang hal itu.. Biarkan pikiran Anda berjalan. Setiap kali pikiran anda tidak sibuk Ini akan mengubah gelombang pikiran Anda dan membawa Anda ke keadaan pikiran baru karena Anda berpikir positif.
sumber:
http//:duniaperempuan.com
Menebak kepribadian menurut minuman kesukaan
coba perhatikan orang-orang di sekitar anda. minuman apa yang paling sering mereka pilih??? percaya atau tidak,kepribadian seseorang sebenarnya bisa dilihat dari minuman kesukaannya. Berikut ini adalah perkiraan kepribadian seseorang berdasarkan minuman kegemaran:
1. KOPI
Yang hobi minum kopi merupakan pekerja keras dan prefeksionis. Demi harga diri, si dia pantang meminta bantuan pada orang lain saat mengerjakan sesuatu. Dibutuhkan usaha ekstra untuk menaklukkan cowok / cewek kaku ini. Perlahan tapi pasti, ajak si dia lebih santai menikmati hidup.
2. TEH
Penggemar teh justru sangat santai dalam menjalani hidup alias tidak suka terburu-buru. Tapi kalau ada maunya, cowok / cewek tipe ini pasti akan berusaha mewujudkannya. Makanya kita harus bersabar menghadapinya. Kalau nggak mau dijauhi, hindari deh mendesak si dia untuk buru-buru ‘menembak’ kita.
3. JUS BUAH
Si dia sangat menyukai tantangan dan berani ambil resiko. Maklum dia termasuk mudah bosan sehingga senang mencoba hal-hal baru. Kita harus selalu bersikap penuh kejutan jika ingin meraih simpatinya. Nggak kalah pentingnya, jangan pernah mengeluh dihadapannya karena dia anti cewek / cowok manja.
4. AIR MINERAL/AIR PUTIH
Sederhana dan tidak banyak maunya. Tapi jangan salah, dibandingkan tipe cowok / cewek lainnya, dia berjiwa paling sensitif sekaligus puitis tuh. Cocok kalau kita mendambakan cowok / cewek romantis. Jika sudah sreg dengan seorang cowok / cewek dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkannya.
Tipe cowok/cewek ini juga ngirit karena air mineral biasanya paling murah
1. KOPI
Yang hobi minum kopi merupakan pekerja keras dan prefeksionis. Demi harga diri, si dia pantang meminta bantuan pada orang lain saat mengerjakan sesuatu. Dibutuhkan usaha ekstra untuk menaklukkan cowok / cewek kaku ini. Perlahan tapi pasti, ajak si dia lebih santai menikmati hidup.
2. TEH
Penggemar teh justru sangat santai dalam menjalani hidup alias tidak suka terburu-buru. Tapi kalau ada maunya, cowok / cewek tipe ini pasti akan berusaha mewujudkannya. Makanya kita harus bersabar menghadapinya. Kalau nggak mau dijauhi, hindari deh mendesak si dia untuk buru-buru ‘menembak’ kita.
3. JUS BUAH
Si dia sangat menyukai tantangan dan berani ambil resiko. Maklum dia termasuk mudah bosan sehingga senang mencoba hal-hal baru. Kita harus selalu bersikap penuh kejutan jika ingin meraih simpatinya. Nggak kalah pentingnya, jangan pernah mengeluh dihadapannya karena dia anti cewek / cowok manja.
4. AIR MINERAL/AIR PUTIH
Sederhana dan tidak banyak maunya. Tapi jangan salah, dibandingkan tipe cowok / cewek lainnya, dia berjiwa paling sensitif sekaligus puitis tuh. Cocok kalau kita mendambakan cowok / cewek romantis. Jika sudah sreg dengan seorang cowok / cewek dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkannya.
Tipe cowok/cewek ini juga ngirit karena air mineral biasanya paling murah
Juni 19, 2010
Negeri 5 Menara : sebuah novel yang terinspirasi kisah nyata
satu lagi novel religi buat teman berinspirasi... hehe...
Judul : Negeri 5 Menara
Penulis : A.Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : Agustus 2009
Tebal : 432 hal.
Harga : ±Rp 50.000,-
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur, dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di Ponorogo, Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau alif kecil ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati Alif mengikuti perintah ibunya : “belajar di pondok”.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepak bola berbahasa Arab dan teman-teman yang mengigau dalam bahasa Inggris maupun Arab. Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Keenamnya kemudian dijuluki Sahibul Menara (Orang yang memiliki menara) karena kebiasaan mereka yang sering berkumpul di bawah menara masjid sembari menunggu azan maghrib, di sanalah mereka berbagi mimpi dan harapan.
Fuadi, sang pengarang novel ini berhasil menggambarkan seluk-beluk dunia pesantren modern dengan detail. Tidaklah mengherankan karena memang novel ini terinspirasi dari kisah pribadi sang pengarang semasa “mondok” di pesantren (Gontor, Ponorogo). Pahit, getir, riang serta gembira kaum santri dengan humor khas pesantren.ditandaskan dengan pengisahan yang menakjubkan. Lihatlah pelbagai alasan yang sengaja dirancang para Sahibul-Menara agar mereka mendapat izin keluar PM, bersepeda mengelilingi kota Ponorogo, dan tak lupa melintas dipintu gerbang pesantren putri, sekedar 7untuk “nampang”. Tengok pula ketika Said, Sahibul menara yang paling tua memotivasi teman-temannya. ”Saajtahidu fauqa mustawal al-akhar, aku akan berjuang di atas rata-rata yang dilakukan orang lain. Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah usaha. Perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia hanya 0,00 detik. Jarak juara renang dengan saingannya mungkin hanya satu ruas jari. Jadi, untuk menjad juara dan sukses, kita hanya butuh usaha sedikit lebih besar dari orang kebanyakan.”
Lanjutan kisah N5M bisa ditebak. Sahibul menara akhirnya dapat mencapai impian mereka. Baso yang tidak menyelesaikan sekolah di PM karena harus merawat neneknya yang sakit, bisa kuliah di Mekkah dengan bekal hafalan seluruh isi Al Quran. Atang menjadi mahasiswa program doktoral di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Raja menetap di London setelah sebelumnya menyelesaikan kuliah hukum Islam di Madinah. Sedangkan Alif, yang merupakan representasi sang penulis, berkesempatan melanjutkan studi di Washington DC. Bagaimana dengan Said dan Dulmajid? Dua sahibul menara itu juga mendapatkan impiannya: pulang ke kampung halaman dan memajukan pendidikan di sana.
Jika ditilik dari tema, alur, dan struktur cerita novel ini mirip sekali dengan tetralogi Laskar Pelangi, sampai disebut-sebut ‘mencontek’ karya Andrea Hirata. Bukan hanya laskar pelangi, tapi sekaligus sang pemimpi dan edensor karya sang masterpiece. Agaknya memang bukan Ending para tokoh yang membuat N5M menarik dibaca. Akan tetapi proses, perjuangan, dan ikhtiar dalam mewujudkan impian yang terasa mustahil saat dibayangkan menjadi kisah yang sayang untuk dilewatkan. Dengan latar belakang pendidikan islam, karya ini terasa istimewa di tengah menjamurnya sastra islami kita yang notabene berlabel “cinta-cintaan”. Apalagi pembaca juga disuguhi kutipan-kutipan penih motivasi di setiap babnya. Yang pasti, novel ini mengajarkan banyak hal pada kita dalam menghargai kehidupan serta mimpi. “Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apa pun. Karena Allah sungguh Maha Mendengar.” Selamat bermimpi. MAN JADDA WA JADA.
Judul : Negeri 5 Menara
Penulis : A.Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : Agustus 2009
Tebal : 432 hal.
Harga : ±Rp 50.000,-
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur, dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di Ponorogo, Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau alif kecil ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati Alif mengikuti perintah ibunya : “belajar di pondok”.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepak bola berbahasa Arab dan teman-teman yang mengigau dalam bahasa Inggris maupun Arab. Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Keenamnya kemudian dijuluki Sahibul Menara (Orang yang memiliki menara) karena kebiasaan mereka yang sering berkumpul di bawah menara masjid sembari menunggu azan maghrib, di sanalah mereka berbagi mimpi dan harapan.
Fuadi, sang pengarang novel ini berhasil menggambarkan seluk-beluk dunia pesantren modern dengan detail. Tidaklah mengherankan karena memang novel ini terinspirasi dari kisah pribadi sang pengarang semasa “mondok” di pesantren (Gontor, Ponorogo). Pahit, getir, riang serta gembira kaum santri dengan humor khas pesantren.ditandaskan dengan pengisahan yang menakjubkan. Lihatlah pelbagai alasan yang sengaja dirancang para Sahibul-Menara agar mereka mendapat izin keluar PM, bersepeda mengelilingi kota Ponorogo, dan tak lupa melintas dipintu gerbang pesantren putri, sekedar 7untuk “nampang”. Tengok pula ketika Said, Sahibul menara yang paling tua memotivasi teman-temannya. ”Saajtahidu fauqa mustawal al-akhar, aku akan berjuang di atas rata-rata yang dilakukan orang lain. Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah usaha. Perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia hanya 0,00 detik. Jarak juara renang dengan saingannya mungkin hanya satu ruas jari. Jadi, untuk menjad juara dan sukses, kita hanya butuh usaha sedikit lebih besar dari orang kebanyakan.”
Lanjutan kisah N5M bisa ditebak. Sahibul menara akhirnya dapat mencapai impian mereka. Baso yang tidak menyelesaikan sekolah di PM karena harus merawat neneknya yang sakit, bisa kuliah di Mekkah dengan bekal hafalan seluruh isi Al Quran. Atang menjadi mahasiswa program doktoral di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Raja menetap di London setelah sebelumnya menyelesaikan kuliah hukum Islam di Madinah. Sedangkan Alif, yang merupakan representasi sang penulis, berkesempatan melanjutkan studi di Washington DC. Bagaimana dengan Said dan Dulmajid? Dua sahibul menara itu juga mendapatkan impiannya: pulang ke kampung halaman dan memajukan pendidikan di sana.
Jika ditilik dari tema, alur, dan struktur cerita novel ini mirip sekali dengan tetralogi Laskar Pelangi, sampai disebut-sebut ‘mencontek’ karya Andrea Hirata. Bukan hanya laskar pelangi, tapi sekaligus sang pemimpi dan edensor karya sang masterpiece. Agaknya memang bukan Ending para tokoh yang membuat N5M menarik dibaca. Akan tetapi proses, perjuangan, dan ikhtiar dalam mewujudkan impian yang terasa mustahil saat dibayangkan menjadi kisah yang sayang untuk dilewatkan. Dengan latar belakang pendidikan islam, karya ini terasa istimewa di tengah menjamurnya sastra islami kita yang notabene berlabel “cinta-cintaan”. Apalagi pembaca juga disuguhi kutipan-kutipan penih motivasi di setiap babnya. Yang pasti, novel ini mengajarkan banyak hal pada kita dalam menghargai kehidupan serta mimpi. “Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apa pun. Karena Allah sungguh Maha Mendengar.” Selamat bermimpi. MAN JADDA WA JADA.
April 09, 2010
---==-seputih salju-==---
Ku ayunkan langkah dengan susah payah
Melewati hamparan dingin nan putih
Jejak langkahku mendera
Di atas rasa yang membatu, membeku di hatiku
Menuai harap saat ku hilang
Sepertinya aku mati..
Entah, mungkin memang..
Diam… Kosong tak bersuara
Aku tak yakin akan arti semua
Sampai akhirnya ku temukan sesuatu
Sesuatu yang sangat indah bagiku
Itulah Kawanku, Sahabatku..
Ku angkat kembali wajahku
Ku ringankan jejakku
Ku ayunkan jemariku
Ku buang segala rasa sakitku
Ada senyum yang membahana
Ada sapa..
Ada canda tawa di sana
Ada kelembutan yang tercipta
Ku yakin akan putihnya kebenaran
Suci bersih
Seputih salju yang terhampar
((((( by: Upit ))))))
---Dedicated 4 all my luvly friends---
Senja, juli ‘08
Langganan:
Postingan (Atom)